TKJC: Masakannya Membunuh Kameraku eps. 1


TKJC kali ini, adalah TKJC yang kata-katanya diambil dari orang yang komen di postingan ini. Gue ambil tiga kata dari Rama Depp yaitu, 'kamera, lucu, makan'. Gue aslinya sih ragu-ragu mau nulis ini. Kalo ragu-ragu terus kapan mulainya? Iya, kan? Jadi, walaupun cerita ini lo kritik jelek, kurang bagus, gembel, atau apalah, gue akan menerima kritikan lo dan gue akan berusaha yang lebih baik lagi di TKJC selanjutnya karena gue yakin gue pasti bisa.

Ini dia, TKJC pertama dengan judul 'Masakannya Membunuh Kameraku'. Dan TKJC kali ini, akan dibuat lebih dari 1 eps. Kenapa? Biar gak kepanjangan. Cekibrot!!

***TKJC***

"Bu, beliin aku kamera dong.." kataku memohon kepada Ibuku.

"Emang penting banget ya, Ky?" tanya Ibuku.

"Penting, Bu. Aku kan sekarang udah kuliah. Biar dilihat cool di kampus, jadi aku akan bawa kameraku saat di kampus. Biar dikira fotografer juga, Bu," jawabku menjelaskan Ibuku.

"Baiklah. Besok, Ibu beliin. Tapi ada satu syarat."

"Apa, Bu, syaratnya?"

"Ibu hanya membelikan kamera sekali ini saja ya. Kamera yang akan dibeli nanti kamu jaga baik-baik. Jangan sampai hilang atau rusak karena Ibu hanya membelikan sekali ini saja."

"Oke, Bu, siap."

Yeah! Akhirnya, aku dibelikan kamera juga oleh Ibuku. Aslinya sih, aku sudah merengek meminta kamera dari saat aku masih kelas 3 SMP. Menurutku, orang yang memakai kamera dan dikalungi kameranya di leher itu, orang yang cukup cool. Dan akhirnya, aku dibelikan juga kamera oleh Ibuku setelah merengek kurang lebih 6 tahun.

Keesokan harinya, aku dianteri Ibuku untuk membeli kamera. Aku jadi tahu, mengapa Ibuku tidak membelikan aku kamera dari dulu. Yang pertama karena saat itu aku tidak butuh sekali kamera dan yang kedua, dulu Ibuku belum mempunyai uang. Setelah aku meminta kamera di kelas 3 SMP, ternyata Ibuku mulai menabung untuk membelikan aku kamera.

"Nih, Ky, kamu mau pilih yang mana kameranya?" tanya Ibuku di depan toko kamera.

"Ayo, Bu, masuk ke toko kameranya aja." Ajakku.

"Oke, ayo masuk."

Kami berdua pun masuk ke toko kamera itu. Baru masuk beberapa meter, aku sudah dikageti oleh pelayan yang ada di toko kamera ini.

"Hai, Mas dan Bu. Selamat datang di toko kami. Ada yang bisa kami bantu?" tanya pelayan toko dengan nada cepat dan keras.

"Maaf, Mas. Bisa pelan-pelan gak, bicaranya?" tanyaku balik ke pelayan itu.

"Baiklah, Mas. Maaf," jawab pelayan sambil tersenyum.

"Saya mau cari kamera, Mas," kata Ibuku ke pelayan itu.

"Kamera apa, Ibu? Kamera film, kamera polaroid, kamera digital, kamera TLR, kamera DSLR? Atau kamera yang lainnya?" tanya pelayan dengan nada yang diulang seperti tadi. Cepat dan keras.

"Maaf, Mas. Pelan-pelan ya, ngomongnya. Kamera DSLR berapa harganya, Mas?" tanyaku ke pelayan toko itu.

"Kalo di toko kami, kamera DSLR harga minimal kurang lebih 5 juta lah, Mas," jawab pelayan toko itu dengan nada yang pelan, tidak seperti tadi.

"Kualitasnya bagaimana, Mas?" tanya Ibuku.

"Kualitasnya sih ya.. cukup baguslah," jawab pelayan dengan nada yang semakin lembut.

"Gimana, Bu?" tanyaku ke Ibuku.

"Daripada kita cari-cari lagi, sudahlah, kita beli saja ya, Ky," jawab Ibuku sambil tersenyum.

"Oke, Bu. Duitnya, Bu?" tanyaku ke Ibuku karena saat itu aku tidak bawa duit.

"Ini.. Kan Ibu yang beliin," jawab Ibuku sambil mengasih uang ke aku.

"Saya beli kamera DSLR yang 5 juta deh, Mas.." kataku sambil tersenyum.

"Oke, silahkan ikut saya untuk melihat kameranya." Jawab pelayan itu sambil tersenyum karena senang. Senang barangnya ada yang mau beli.

Aku dan Ibuku pun diajak oleh pelayan itu ke tempat kamera. Saat menuju ke tempat kamera yang aku mau beli, aku melihat di kanan dan kiriku kamera-kamera yang bagus. Mungkin, ini semua harganya sangat mahal.

"Ini, Mas, kameranya," kata pelayan itu. Dan sekarang, pelayan itu saat berbicara kepadaku dan ke Ibuku, tidak dengan nada yang cepat dan keras.

"Iya, Mas. Ini uangnya," kataku sambil mengasih uang yang dikasih dari Ibuku.

"Makasih ya, Mas. Sering-sering main ke toko kami," kata pelayan toko sambil tersenyum.

"Sering-sering main ke toko kami? Emangnya gue lagi main ke rumah saudara.." kataku dalam hati.

"Iya, Mas. Sama-sama. Makasih, ya." Jawabku sambil memegang sebuah plastik besar yang isinya adalah kamera.

Akhirnya, aku dibelikan kamera juga setelah merengek meminta kamera selama kurang lebih 6 tahun. Akhirnya, aku bisa kelihatan cool di kampus karena mengalungi sebuah kamera DSLR.

bersambung...

6 comments:

  1. "Daripada kita cari-cari lagi, sudahlah, kita beli saya ya, Ky," jawab Ibuku sambil tersenyum.

    lah berarti ibunya juga dijual hehe. ditunggu eps.2nya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe. Sudah diganti kok.

      Tunggu aja ya. :) Stay tune terus di blog gue. :D

      Delete
  2. Oh ini dia segmennya :D alurnya udah dapet tuh, gue tunggu kelanjutanya

    ReplyDelete

Buat kalian yang mau komentar, silahkan saja, mau panjang apa pendek. Kalo lo mau komentar pake anonymous, harap jangan spam. Kasian sama yang lain.

Dan yang terpenting adalah jangan jualan di kotak komentar blog gue, terutama jualan yang gak penting kayak alat vital atau video bokep. Lebih baik elu tulis link blog lo daripada jualan.

Komentar kalian sangat gue butuhkan. So, komen aja yaa. Terima kasih. :)